Senin, 09 Januari 2012

Bekerja Keras menjadi Tukang Bangunan


Penulis 
Nama             : Rizki
TTL                 : SMI, 5 Maret 1997
Alamat            : Kp. Berekah
 
Di daerah ku, cerita anak yang sudah harus memenuhi kebutuhan orang tuanya, bukan sesuatu yang aneh ataupun cerita baru. Ketika mengikuti pelatihan di PKBM Edukasia, baru aku sadari ternyata, banyak pekerjaan yang berbahaya tapi tetap dilakoni teman-teman. Disini aku hanya akan cerita satu contoh yang dilalukan oleh Aria (bukan nama sebenarnya).

Aria baru berusia 14 tahun ia tinggal bersama kedua orang tuannya, dan 3 saudara perempuannya di pedesaan. Ari mempunyai ingatan buruk saat berusia 12 tahun, ia pernah bekerja sebagai seorang tukang bas. Saat itu ia tidak bisa melanjutkan sekolahnya sebagaimana teman-temannya yang lain dikarenakan kondisi perokonomiannya yang tidak memadai sampai ia harus banting tulang untuk membantu ayah dan ibunya mencari uang.

Selain menjadi tukang bas ia juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak seusianya. Ari berambisi untuk melanjutkan sekolah agar bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Sehari-hari ia bekerja sebagai tukang bas seperti menyaring pasir, mengaduk semen, angkat barang-barang berat dan sebagainya.

Ia melakoni pekerjaan sebagai tukang bas selama kurun dua tahun. Bahaya dan ancaman yang sering ia hadapi mungkin saja sudah tak terelakkan lagi seperti ketimban bahan bangunan,dan lain sebagainya. 

Sepenggal kisah pendek diatas, hanya segelintir cerita. Masih banyak cerita-cerita lain, yang dialami anak-anak disekitar ku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar