Senin, 09 Januari 2012

Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja, mungkin itu sudah tidak asing lagi ditelinga anda, karena banyak sekali kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja-remaja yang tidak bertanggung jawab. Banyak sekali contoh kenakalan remaja seperti : tawuran, pemalakan, balap liar, dan lain-lain. Untuk memperjelas hal ini, kami pun melakukan wawancara ke Kapolsek yang ada di Bojonggenteng.

Pada tanggal 20 desember 2011 kami (Ranti Nuarita dan Helda Rahmania) melakukan wawancara dengan salah seorang anggota polsek Bojonggenteng yang benama Bapak Donal (bidang humas) tapi saat kami kesana, kami merasa malu karena ditegur tidak memakai helm oleh salah seorang anggota Polisi.

Menurut Bapak Donal, kenakalan yang dilakukan remaja itu banyak, seperti yang sudah kami sebutkan, pemalakan, balapan liar, kebut-kebutan dan lain-lain. Faktor-faktor penyebabnya dikarenakan salah memilih teman bergaul, dan lain-lain. 

Kasus yang pernah terjadi di polsek tersebut yaitu kasus pemalakan, dan kasus lainnya. Menurut beliau kasus kenakalan remaja itu termasuk pidana ringan dan pidana. 

Solusi untuk masalah kenakalan remaja yaitu, memilih-milih soal pergaulan, perhatian yang lebih dari orang tua, dan lain-lain. Pesannya yaitu baik-baimk dalam bergaul jangan terbawa arus pergaulan bebas, ikuti organisasi disekolah, ikut kegiatan-kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat, dan jangan lupa kalau memakai kendaraan bermotor pakai helm ya. (hehehe,,,,terssindir juga tim reportase). 

Bekerja Keras menjadi Tukang Bangunan


Penulis 
Nama             : Rizki
TTL                 : SMI, 5 Maret 1997
Alamat            : Kp. Berekah
 
Di daerah ku, cerita anak yang sudah harus memenuhi kebutuhan orang tuanya, bukan sesuatu yang aneh ataupun cerita baru. Ketika mengikuti pelatihan di PKBM Edukasia, baru aku sadari ternyata, banyak pekerjaan yang berbahaya tapi tetap dilakoni teman-teman. Disini aku hanya akan cerita satu contoh yang dilalukan oleh Aria (bukan nama sebenarnya).

Aria baru berusia 14 tahun ia tinggal bersama kedua orang tuannya, dan 3 saudara perempuannya di pedesaan. Ari mempunyai ingatan buruk saat berusia 12 tahun, ia pernah bekerja sebagai seorang tukang bas. Saat itu ia tidak bisa melanjutkan sekolahnya sebagaimana teman-temannya yang lain dikarenakan kondisi perokonomiannya yang tidak memadai sampai ia harus banting tulang untuk membantu ayah dan ibunya mencari uang.

Selain menjadi tukang bas ia juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak seusianya. Ari berambisi untuk melanjutkan sekolah agar bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Sehari-hari ia bekerja sebagai tukang bas seperti menyaring pasir, mengaduk semen, angkat barang-barang berat dan sebagainya.

Ia melakoni pekerjaan sebagai tukang bas selama kurun dua tahun. Bahaya dan ancaman yang sering ia hadapi mungkin saja sudah tak terelakkan lagi seperti ketimban bahan bangunan,dan lain sebagainya. 

Sepenggal kisah pendek diatas, hanya segelintir cerita. Masih banyak cerita-cerita lain, yang dialami anak-anak disekitar ku. 

Pengalaman Pertama


Oleh: Helda Rahmania

Saat pertama kali aku dan teman-teman disuruh untuk mengikuti Koran Kecil di PKBM Edukasia yang berlokasi di Desa Berekah. Pertamanya aku bingung, tapi setelah kamu datang dan dijelaskan, baru mengerti. Ternyata kami telah didaftar kan menjadi Juarnalistik di Koran SUAKA.
Di komunitas jurnalistik ini kami diajarkan banyak hal tentang membuar berita dan hal-hal lain yang bermanfaat. Diantara anggota komunitas jurnalis menjadi saling kenal bahkan dengan jurnalis lainnya. Kebetulan juga saat itu aku dan teman ku yang bernama Ranti Nuarita, ditunjuk menjadi Fotography nya. Pertamanya memang sulit tapi setalah lama-kelamaan kita menjadi bisa dan senang.
Ilmu yang kita dapatkan sangat berharga dan kita juga diajarkan oleh kang Gerry dari Sukabumi. Beliau pun mengajarkan kami lebih banyak lagi. Situasi saat belajar di PKBM Edukasia, sangat nyaman  karena setiap pertemuannya mengasyikkan.
Harapan saya, komunitas jurnalistik ini anggotanya semakin banyak lagi agar membuat beritanya semakin banyak dan lebih banyak teman yang mendapatkan manfaat dari keberadaan komunitas jurnalistik cilik. Suaka sebagai koran anak yang menyuarakan aspirasi anak, akan lebih banyak menampung suara-suara anak melalui tulisan, sehingga dapat tersampaikan untuk anak di seluruh pelosok negeri.

Minggu, 08 Januari 2012

KITA ASMI (ANAK ASLI SUKABUMI)


Bumi kita Sukabumi sungguh kaya akan potensi alamnya. Terbukti dengan banyaknya tempat-tempat yang cukup indah yang hamper menyerupai bahkan lebih indah dari daerah-daerah luar negeri, seperti di daerah Ujung Genteng ataupun lainnya. Tapi mengapa anak muda di zaman modernisasi saat ini sudah lupa akan potensi yang di milikinya? Jawaban pastinya mungkin ada pada diri kita masing-masing.

Kita insan muda yang mengaku paham akan alam, tapi tapi kita juga yang mempermainkan kondisi alam seenaknya. Sadari itu semua, karena dengan menyadarinya mungkin mata kita akan terbuka lebar  betapa kepedulian kita terhadap melestarikan alam tercinta kita sungguh kecil dan bahkan hampir tidak ada. Lebih peduli lagilah terhadap kondisi alam terutama alam Sukabumi kita karena kita ASMI (Anak Asli Sukabumi). Peduli dalam arti luas bukan hanya mengucapkan rasa keprihatinan kita terhadap kondisi alam yang semakin buruk, tapi juga melakukan melakukan hal-hal positif yang memberikan manfaat baik bagi diri dan lingkungan kita. Misalnya, dengan menyarankan untuk di adakannya acara wisata hutan, baik hutan yang memang masih hijau dan subur ataupun hutan yang sudah gundul. Tujuannya untuk menyadarkan kita sebagai insane muda bahwa alam kita awalnya indah dan asri, tapi karena kita juga manusia biasa yang merubah semuanya menjadi buruk.

Insan muda Indonesia juga ASMI (Anak Asli Sukabumi), tunjukan kepedulian kalian terhadap alam dengan cara kalian masing-masing. ASMI penuh inspirasi, Make your inspiration for make Sukabumi be a beautiful city again. (Neng Ranti Nurohimah)

Jurnalis Buatku Penasaran


Satu hal yang ku rasakan mengenai kata jurnalis, tau apa? Penasaran. Rasa penasaranterhadap kata jurnalis membuatku merasa ingin tahu lebih dalam apa-apa tentang jurnalistik. Setelah ingin tahu, satu rasa lagi ku rasaksn, yakni menyenangkan. Menyenangkan memang study about journalistic alias belajar mengenai jurnalistik. Banyak manfaat dan pelajaran yang dapat ku ambil dari kegiatan jurnalis ini, contohnya ku dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai sarana menyalurkan hobi menulisku, dapat mendalami hal-hal yang ada dalam berita yang di Sekolah berhubungan dengan pelajaran bahasa Indonesia, dan bisa mengenal orang yang sebelumnya tak ku kenal. Berbeda Sekolah tapi hampr mempunyai tujuan yang sama. Berbeda nama dan kepribadian tapi tetap 1, SUAKA-Suara Anak Sukabumi.

Syukron katsir…. (Neng Ranti Nurohimah).